Rendezvous


Puisi Sulaiman Djaya

|

Dalam perjalanan,

saat kau dan aku lelah

atau bimbang,

tak ada salahnya

kita berhenti sejenak.

Sebab bagi rintik hujan,

pandangan matamu

adalah stasiun,

dan satu-satunya

yang tak pernah berdusta

adalah tubuh kita.

|

Sejenak, tak ada salahnya,

kita angankan

bayang-bayang basah

seumpama tahun-tahun

yang luntur

mendulang guyur.

Pelan-pelan, satu-satu,

daun-daun mensyukuri rembang

|

seakan cinta tak selamanya

mesti dikatakan.

Seakan cinta,

seumpama kiasan sajadah

bagi munajat

dan kalimat-kalimat sajak,

sesekali khilaf

dan tak setia.

Sesekali cuma

ingin singgah

pada lengang

halte-halte senja.

|

(2013)

Tinggalkan komentar